KERANGKA ACUAN KEGIATAN INOVASI GERTAK CINTA
PUSKESMAS BOJONG TAHUN 2022
I.
PENDAHULUAN
Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyakit
yang tidak ditularkan dari orang ke orang, yang perkembangannya berjalan
perlahan dalam jangka waktu yang panjang (kronis). Penyakit Tidak Menular (PTM)
di sebabkan oleh perilaku dan lingkungan yang tidak sehat. Penyakit Tidak
Menular (PTM) bisa menyerang siapa saja, dengan rentang usia produktif 15-59
tahun. Saat ini penyakit tidak menular menjadi penyebab kematian utama sebesar
36 juta (63%) dari seluruh kasus kematian yang terjadi di seluruh dunia, dimana
sekitar 29 juta (80%) justru terjadi di negara yang sedang berkembang (WHO,
2010).
Peningkatan
kematian akibat PTM di masa mendatang di proyeksikan akan terus terjadi sebesar
15% (44 juta kematian) dengan rentang waktu antara tahun 2010 dan 2021. Kondisi
ini timbul akibat perubahan prilaku manusia dan lingkungan yang cenderung tidak
sehat terutama pada negara negara berkembang. Dalam mewujudkan salah satu misi
Puskesmas Bojong, yaitu mendorong dan menggerakkan
masyarakat untuk berperan aktif membudidayakan perilaku hidup bersih dan sehat,
maka dibentuklah Program PTM. Upaya pencegahan dan penanggulangan PTM akan
menjadi lebih efektif dan efisien jika masyarakat berprilaku hidup bersih dan
sehat.
II.
LATAR
BELAKANG
Berdasarkan data SPM PTM Puskesmas Bojong tahun
2021, cakupan pelayanan skrining kesehatan pada usia produktif di lingkungan
Puskesmas Bojong masih dibawah target yakni 3,5% dari target 100%. Hal ini
mengindikasikan bahwa kurangnya kesadaran masyarakat disekitar Puskesmas Bojong
untuk mengecek kesehatannya secara dini. Sedangkan cek kesehatan itu penting
untuk mendeteksi secara dini faktor resiko penyakit tidak menular.
Peningkatan beban akibat
PTM sejalan dengan meningkatnya faktor risiko yang meliputi meningkatnya tekanan darah,
gula darah, indeks massa tubuh atau obesitas, pola makan tidak sehat, kurang
aktivitas fisik, dan merokok serta alkohol. Meningkatnya kasus PTM secara
signifikan diperkirakan akan menambah
beban masyarakat dan pemerintah, karena penanganannya membutuhkan
biaya yang besar dan memerlukan teknologi tinggi.
Untuk itu, dibutuhkan komitmen bersama dalam
menurunkan morbiditas, mortalitas dan disabilitas PTM melalui intensifikasi
pencegahan dan pengendalian menuju Indonesia Sehat, sehingga dibutuhkan ide
inovatif untuk mengatasi masalah tersebut.